AL QUR'AN RAKSASA DI BUMI SRIWIJAYA
Teks & Foto: Faisyal - Riman
Ukiran Al Qur'an raksasa dari kayu khas Palembang, yaitu tembesu atau trembesi, menghadirkan daya tarik tersendiri. Kayu tembesu dipilih karena terbilang yang terkuat, mampu bertahan hingga ratusan tarun.
Kini tidak jarang wisatawan yang berkunjung ke ‘'Kota Pempek'' selalu menyempatkan diri melihat Al Qur'an raksasa itu di Bayt Al Qur'an Al Akbar, Jalan M Amin Fauzi Suak Bujang, Kelurahan Gandus, Kecamatan Gandus, Kota Palembang, Sumatera Selatan.
Saat event-event nasional digelar di Palembang, objek wisata religi tersebut ramai dikunjungi peserta di sela-sela kegiatan mereka. Terlebih menjelang Bulan Suci Ramadhan, Bayt Al Qur'an Al Akbar pun semakin marak kunjungan. Tidak hanya dari warga lokal Palembang, tetapi juga dari kota-kota lain di Indonesia, bahkan mancanegara.
Hadi Saputra, Manajer Operasional Bayt Al Qur'an Al Akbar, mengatakan, Bayt Al Qur'an Al Akbar tidak hanya populer di level nasional, tetapi sudah menjadi destinasi wisata religi internasional.
‘'Cukup banyak wisatawan luar negeri datang ke sini. Mereka ingin tahu seperti apa bentuk ukiran Al Qur'an yang terbuat dari kayu. Mushaf Al Qur'an raksasa dari kertas mungkin sudah biasa. Kalau terbuat dari kayu, baru luar biasa dan, saya rasa, satu-satunya di dunia cuma ada di Palembang,'' kata Hadi.
Menurut dia, pengunjung Bayt Al Qur'an Al Akbar tidak hanya umat Muslim, tetapi juga lintas agama. ‘'Kami sangat senang dan bangga ada umat agama lain yang berkunjung. Kami menerima mereka dengan terbuka karena Islam adalah agama mulia.''
Berawal dari Mimpi
Proses pembangunan Bayt Al Qur'an Al Akbar dimulai pada 2002 hingga 2009. Ukiran Ayat-ayat Al Qur'an di atas kayu trembesi itu dikerjakan oleh lebih dari 30 pengrajin kayu yang juga mahir memahat.
Sebagian orang menyebutnya ‘'Museum Al Qur'an Raksasa'' menilik ukurannya. Ayat-ayat Al Qur'an diukir di atas lembaran kayu berukuran 177 x 144 cm dengan tebal sekitar 9 cm dan tinggi mencapai 15 meter. Ukiran Al Qur'an raksasa tersusun dalam lima tingkat. Pada lima tingkat inilah 630 lembar ukiran Ayat-ayat Suci Al Qur'an disusun sesuai urutannya dalam Al Qur'an.
Menurut Hadi, ide pembuatan ukiran Al Qur'an itu berawal dari mimpi. Ketika Syofwatillah Mohzaib diberi amanah membuat kaligrafi untuk Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang, pada suatu malam ia bermimpi.
Dalam mimpi Syofwatillah mendapatkan ‘'perintah'' untuk membuat kaligrafi Al Qur'an yang bisa dinikmati umat manusia. Syofwatillah pun menilai mimpinya bukan sembarang mimpi, melainkan sebuah ‘'pesan'' dari Allah SWT yang harus diwujudkan.
Untuk modal awal pembuatan, Syofwatillah meminjam mahar istrinya. Saat pengerjaan berlangsung, ia menerima bantuan dari tokoh-tokoh nasional asal Palembang seperti mantan Ketua DPR RI Marzuki Alie dan almarhum Taufik Kiemas. Mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono juga membantu, bahkan meresmikan Bayt Al Qur'an Al Akbar bersamaan dengan gelaran Konferensi Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).
Ukiran pertama yang dibuat adalah Surat Al-Fatihah yang dipajang secara terpisah di ruang khusus. Sebelum diputuskan ditutup hingga berbentuk seperti gedung, konsep awal bangunan Bayt Al Qur'an Al Akbar adalah terbuka tanpa atap. Namun, konsep ini membuat cat ukiran mudah rusak akibat terpaan sinar matahari serta cuaca hujan, sehingga butuh biaya perawatan ekstra.
Agar ukiran tetap indah dan cat tidak berubah, Manajemen Bayt Al Qur'an Al Akbar memutuskan ukiran Al Qur'an ditutup. Cahaya lampu yang memancar di sela-sela ukiran justru membuat tampilan ukiran Al Qur'an raksasa ini semakin indah.
Selain ukiran Al Qur'an raksasa, di lokasi Bayt Al Qur'an Al Akbar juga terdapat taman, kolam ikan, serta celengan raksasa untuk infak pengunjung. Di luar bangunan terdapat toko penjual aneka souvenir khas Palembang.
Di lokasi itu pula didapati Pondok Pesanteran Modern IGM Al Ihsaniyah. Keberadaan para santri dan interaksi dengan mereka memberikan kenangan tersendiri bagi pengunjung Bayt Al Qur'an Al Akbar.
Untuk menyaksikan keindahan ukiran Al Qur'an raksasa tersebut, pengunjung diminta membayar tarif masuk Bayt Al Qur'an Al Akbar yang terbilang sangat murah, Rp 5.000. Setelah masuk, pengunjung akan didampingi pemandu yang menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan sajian di Bayt Al Qur'an Al Akbar.
Penting dan perlu diingat, sebelum memasuki Bayt Al Qur'an Al Akbar harus berpakaian sopan dan rapi. Jika ada pengunjung lelaki dengan, misalnya, bercelana pendek, manajemen akan meminjamkan kain sarung untuk dikenakan.
https://issuu.com/lionmagazine/docs/lionmag_mei_2018